“Dalam kesempatan itu kita juga melakukan kerja sama dengan Turki. Penandatanganan kerja sama industri pertahanan merupakan langkah maju bagi kedua negara,” ujar Asisten Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) bidang kerja sama Kementerian Pertahanan, Silmy Karim saat jumpa pers di Kemenhan, Jakarta, Rabu (15/5).
“Keduanya melakukan kerjasama untuk membuat tank. Waktu kerjasama diperkirakan tiga sampai lima tahun. Tahun ini diusahakan grand design tank tersebut selesai, tahun depan baru bisa dibuat prototipenya,” ujar Silmy.
Silmy menambahkan salah satu kerja sama tersebut adalah dalam membuat tank. Indonesia melalui PT Pindad diharapkan mampu menyerap teknologi tank milik Turki dan nantinya mampu membuat sendiri.
“Untuk tank untuk ukuran medium dan little,” katanya.
Selain itu, nantinya diharapkan Indonesia akan melakukan kerja sama dengan negara-negara lain di bidang industri pertahanan. “Begitu juga penjualan industri pertahanan akan kita terus upayakan,” katanya.
Pada acara pameran international tersebut, Indonesia mengikutsertakan delapan industri pertahanan terbaik milik BUMN dan swasta. Perusahaan itu adalah PT Dirgantara Indonesia dan PT Ganda Persada.
Turki saat ini berhasil membuat tank berat yang dinamakan Altay. Tank berbobot 65 ton ini dipersenjatai meriam kaliber 120 mm dan senapan mesin 12,67 mm. Tank ini juga mampu digeber hingga kecepatan 70 km/jam di jalan datar.
Redaktur: Gustian Pa.H
Sumber : Shabra Syatila
Tidak ada komentar:
Posting Komentar