Sadar akan kondisi tersebut, parpol yang berlambang kapas yang diapi dua
bulan sabit ini mengaku siap menjadi pemimpin koalisi parpol Islam.
Salah satu dasarnya adalah kesiapan semua infrastruktur dan kader yang
dimiliki PKS.
"Apabila pada akhirnya partai-partai Islam mempercayakan PKS (memimpin
koalisi), kami sangat siap untuk memimpin," kata Ketua Dewan Pimpinan
Pusat (DPP) PKS, Indra kepada Antara di Jakarta, Jumat (31/5).
PKS, menurut dia, dalam membangun bangsa dan negara tidak bisa berjalan
sendiri, melainkan membutuhkan harmonisasi dengan parpol lain dan juga
elemen masyarakat. Oleh sebab itu, PKS, ia melanjutkan, sangat terbuka
untuk berkoalisi dengan partai lain dalam membangun bangsa.
Indra menjelaskan PKS selama ini membangun sistem dan struktur partai
bukan mengandalkan figur seseorang. Oleh sebab itu, menurut dia, tidak
mengherankan apabila suara PKS terus meningkat dari setiap
penyelenggaraan pemilu dan menang dalam beberapa pemilihan kepala
daerah.
"Tiap pemilu suara kami selalu naik, dan beberapa pilkada seperti di
Jawa Barat, Sumatera Utara, Sukabumi, Hulu Sungai Selatan yang diikuti
kader kami, PKS menang," ujarnya.
Menurut dia, masyarakat Indonesia yang saat ini semakin religius,
perlahan akan berkorelasi dengan keberpihakan mereka kepada partai Islam
khususnya PKS. Dia mengatakan masyarakat semakin cerdas dalam melihat
masalah dan memilih partai yang bekerja nyata bagi mereka.
"Kami percaya dengan ideologi dan asas yang kami miliki. PKS tidak akan
terus menjaga hasil karya yang sudah kami perbuat untuk bangsa ini,"
katanya.
Pada Pemilu 2004, PKS memperoleh suara sebanyak 7,34 persen atau
8.325.020 dari total dan mendapatkan 45 kursi di DPR dari total kursi
sebanyak 550. Dan pada Pemilu 2009, PKS memperoleh suara sebanyak
8.206.955 suara atau 7,9 persen dan mendapat 57 kursi di DPR (10
persen).
AMANAH-NEWS. Pada Pemilu 2014 PKS memperoleh nomor urut tiga dan menargetkan masuk
dalam tiga besar pemenang pemilu. Namun di awal tahun 2013, mantan
Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq ditangkap KPK karena diduga terlibat
dalam pengaturan pemberian kuota impor daging sapi di Kementerian
Pertanian kepada PT Indoguna Utama.
KPK juga mengenakan pasal Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) kepada
Luthfi sehingga berbagai asetnya disita lembaga pemberantasan korupsi
tersebut. Sebelumnya, Survei Lembaga Klimatologi Politik menyebutkan
masih terpuruknya elektabilitas partai berbasis massa umat Islam dan
tokoh-tokohnya.
Hal itu semenjak meninggalnya Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan
'hilangnya' Amin Rais dari peredaran politik nasional sehingga partai
Islam dan tokohnya tidak diperhitungkan lagi. PKS, PAN, PKB, PPP dan PBB
masih menghuni papan bawah tingkat elektabilitas.
PKS yang menargetkan posisi tiga besar pada Pemilu 2014, dalam survei
itu berada di posisi ketujuh dengan perolehan 5,1 persen suara
responden. Setelah PKS, kemudian diikuti partai Islam lainnya secara
berturut-turut yakni PAN (4,6 persen), PKB (4,4 persen), PPP (3,9
persen), dan PBB (0,9 persen).
Krisis kepemimpinan, kapasitas ketua umum partai Islam baru di level
manajerial belum menjadi penggalang solidaritas atau 'solidarity maker'
bagi umat Islam. Tokoh itu tidak memiliki kapasitas sebagai pendulang
suara atau 'vote getter' dalam pemilu sehingga membutuhkan artis.
[am/pks/rp]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar