Minggu, 19 Mei 2013

Iran Gantung 'mata-mata Mossad' atas pembunuhan ilmuwan




Majid Jamali Fashi, 24, digantung di Teheran setelah dihukum mati atas pembunuhan seorang ilmuwan nuklir.



Iran telah digantung seorang pria dikatakan adalah agen intelijen Israel, Mossad siapa dihukum karena membunuh salah satu ilmuwan nuklirnya pada 2010, menurut media negara Iran.



Majid Jamali Fashi, 24, dihukum gantung di Teheran Penjara Evin setelah dijatuhi hukuman mati pada bulan Agustus tahun lalu atas pembunuhan Massoud Ali Mohammadi-, kantor berita milik pemerintah Iran melaporkan pada hari Selasa, mengutip kantor kejaksaan pusat.

Dikatakan Fashi telah mengakui kejahatan tersebut.

Iran menuduh Israel dan AS membunuh empat ilmuwan Iran sejak 2010 untuk menyabotase program nuklirnya yang Barat duga menyembunyikan upaya Iran mengembangkan kemampuan senjata nuklir.

Sementara Israel menolak untuk mengomentari pembunuhan, ia menganggap program nuklir Iran sebagai ancaman eksistensial dan mengancam akan mengambil tindakan militer terhadap Iran. AS membantah peran apa pun.

Ali-Mohammadi tewas pada Januari 2010 ketika sebuah bom remote control yang melekat  pada sepeda motor di luar rumahnya di Teheran pergi.

Pengakuan Dugaan

Laporan hari Selasa mengatakan Fashi telah mengaku bepergian ke Tel Aviv untuk menerima pelatihan dari Mossad sebelum kembali ke Iran untuk merencanakan pembunuhan itu.

Seorang juru bicara Organisasi Energi Atom Iran mengatakan pada waktu itu Ali-Mohammadi, seorang profesor Universitas Teheran 50 tahun, tidak terlibat dalam kegiatan-kegiatannya.

Serangan paling baru pada seorang ilmuwan Iran terjadi pada bulan Januari.


Mendalam dari debat daerah tumbuh
Mostafa Ahmadi Roshan-, wakil direktur fasilitas pengayaan uranium Natanz, tewas ketika sebuah bom magnetik ditanam pada kendaraannya meledak.

Israel memiliki kebijakan untuk tidak mengomentari tuduhan tetapi sebuah sumber Israel yang tidak disebutkan namanya sebelumnya mengatakan pembunuhan siang hari memicu kepanikan di rekan-rekan yang masih hidup dan menghasilkan fenomena Mossad veteran dub "pembelotan virtual" yang menghambat kemajuan nuklir Iran.

Bulan lalu, para pejabat intelijen Iran mengatakan mereka telah menangkap 15 orang yang mereka sebut sebagai "teror besar dan jaringan sabotase dengan link ke rezim Zionis".

Kelompok ini telah merencanakan untuk membunuh seorang ilmuwan Iran pada Februari, kata pihak berwenang.

Tuduhan Iran

Para pejabat Iran juga menuduh Israel menyusup tetangga Azerbaijan untuk mengatur serangan terhadap Republik Islam.

Laporan tidak berdasar di media Iran awal bulan ini mengatakan Israel telah mendorong untuk transfer 1.200 anggota diasingkan kelompok pemberontak Iran, Mujahidin Khalq Organization (MKO), dari basis mereka di Irak ke Azerbaijan.

Akhir tahun lalu Israel menjauhkan diri dari upaya MKO untuk dihapus dari daftar hitam terorisme AS, mengatakan hal itu tidak menganggap kelompok untuk menjadi "aset".

Iran membantah tuduhan Barat itu berusaha mengembangkan kemampuan senjata nuklir, namun negara-negara besar yang mendorong negara untuk menjadi lebih transparan dan koperasi menjelang pembicaraan akhir bulan ini.

Israel mengatakan bisa menyerang Iran jika berpikir bahwa satu-satunya cara untuk menghentikannya dari mendapatkan senjata nuklir.

William Hague, Menlu Inggris, mengatakan pada hari Senin Uni Eropa akan menjatuhkan sanksi lebih keras terhadap Iran jika gagal untuk mengambil langkah-langkah konkret untuk meredakan kekhawatiran internasional atas program nuklirnya.


[AN/AZ]






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.